SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -  Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Mu’ti  mengatakan tuduhan kepada Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal tidak berdasar dan salah alamat. Sebab Din merupakan sosok dan tokoh yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antar umat beragama baik di dalam maupun luar negeri.

Abdul Mu’ti. Mu’ti sampaikan bahwa Din adalah tokoh yang menggagas konsep Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi WA Syahadah (negara perjanjian dan persaksian) di PP Muhammadiyah sampai akhirnya menjadi keputusan resmi Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar.

“Semasa menjadi utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban, Pak Din memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan ulama dunia di Bogor. Pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message yang berisi tentang Wasatiyah Islam, Islam yang moderat,” ujar Mu’ti, sambil mengatakan bahwa Bogor Message adalah salah satu dokumen dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word.

Selain itu, sambung Mu’ti, Din Syamsyddin adalah moderator Asian Conference of Religion for Peace (ACRP), dan co-president of World Religion for Peace (WCRP). Selain itu, masih banyak lagi peran penting Pak Din dalam forum dialog antar iman.

“Jadi sangatlah keliru menilai Pak Din sebagai seorang yang radikal,” jelas Mu’ti.

Lanjut  Mu’ti, Din sebagai akademisi dan ASN adalah seorang guru besar politik Islam yang terkemuka. Di UIN Jakarta, Din adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional. Secara akademik, FISIP UIN sangat memerlukan sosok Din juga.

“Saya tahu persis, di tengah kesibukan di luar kampus, Pak Din masih aktif mengajar, membimbing mahasiswa, dan menguji tesis atau disertasi,” ujar pria asal Kudus, Jawa Tengah tersebut.

Mu’ti menekankan bahwa kalau Din banyak melontarkan kritik maka itu adalah bagian dari panggilan iman, keilmuan, dan tanggung jawab kebangsaan. Kritik adalah hal yang sangat wajar dalam alam demokrasi dan diperlukan dalam penyelenggaraan negara. Karena itu semua pihak hendaknya tidak anti kritik yang konstruktif.

Dalam situasi negara yang sarat dengan masalah, Mu’ti pun mengajak semua pihak berpikir dan bekerja serius mengurus dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan.

“Semua pihak hendaknya tidak sesak dada terhadap kritik yang dimaksudkan untuk kemaslahatan bersama. Saatnya semua elemen bangsa bersatu dan saling bekerjasama dengan menyingkirkan semua bentuk kebencian golongan dan membawa masalah privat ke ranah publik,” demikian Mu’ti.

Tags
SHARE