SHARE

CARAPANDANG - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap tantangan terbesar dalam industri Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yakni keterbatasan infrastruktur.

"Tantangan bagi ISP yang selama ini belum teratasi paling besar adalah infrastruktur," kata Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam ketika menyampaikan hasil Survei ISP Industry dan Market Profile di Jakarta, Kamis. Zulfadly mengungkapkan, berdasarkan survei yang dilakukan kepada anggota APJII, tantangan infrastruktur menjadi yang tertinggi mencapai 73,80 persen.

Selanjutnya diikuti tantangan pendanaan sebanyak 38,80 persen. Tantangan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 26,60 persen, regulasi pemerintah sebanyak 25,70 persen, Pajak dan PNBP sebanyak 11,40 persen, hutang perusahaan sebanyak 8,0 persen dan lainnya 3,30 persen.

Adapun kendala infrastruktur yang dimaksud adalah biaya pemasangan dan pemeliharaan yang relatif tinggi. Kemudian juga sulitnya infrastruktur menjangkau akses layanan, terutama pada area remote dan pedesaan. Selain itu, persaingan juga dinilai masih tinggi, regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, serta terbatasnya akses permodalan.

"Namun demikian tingkat penetrasi internet masih potensial untuk ditingkatkan seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat," ujarnya.

Lebih lanjut Zulfadly mengungkapkan bahwa anggota APJII akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur last mile kepada end user secara langsung apabila memiliki modal.

Dilanjutkan dengan rencana pembangunan data center, kapasitas bandwith internasional, hingga pengembangan software pendukung.

Ia berharap para investor tertarik untuk memberikan akses permodalan agar infrastruktur dan layanan Internet Service Provider (ISP) dapat diperluas.

Ia menambahkan, prospek industri ISP dalam lima tahun ke depan diperkirakan terus meningkat yang sejalan dengan upaya untuk mengakselerasi teknologi digital, di Indonesia.

"Ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong digitalisasi di segala bidang. Faktor lainnya adalah pandemi yang membuat penetrasi digital terus meningkat," ujarnya. Sebagai informasi, hasil survei tersebut diperoleh dari partisipasi 562 responden anggota APJII yang tersebar di seluruh Indonesia, dari total yang berjumlah 894 anggota. Adapun survei dilakukan bersama dengan SRA Consulting melalui metode blasting secara online.




Tags
SHARE