SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM-  Amerika Serikat mengatakan tidak akan menerima hasil temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari penyelidikan Virus Covid-19 di Wuhan, China. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

Menurutnya, penghitungan lengkap oleh WHO dan China yang merinci bagaimana pandemi dimulai dan menyebar sangat penting mengingat pengaruhnya dan dampak global dari Virus Corona COVID-19.

"Jelas, China, setidaknya sampai saat ini, belum menawarkan transparansi yang kita butuhkan dan, yang sama pentingnya, komunitas internasional perlu, sehingga kita dapat mencegah pandemi seperti ini terjadi lagi," kata Price dalam sebuah pengarahan, seperti dilansir South China Morning Post, Kamis (11/2/2021). 

"Kami akan bekerja dengan mitra kami, dan juga memanfaatkan informasi yang dikumpulkan dan dianalisis oleh komunitas intelijen kami sendiri ... daripada terburu-buru membuat kesimpulan yang mungkin dimotivasi oleh hal lain selain sains," sebut Price. 

Sementara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan kegiatan di Wuhan hanyalah bagian dari penyelidikan, dan menegaskan kembali seruan agar AS mengizinkan pakar WHO untuk meluncurkan penyelidikan di negara tersebut.

"Kami berharap AS, seperti China, akan mengambil sikap terbuka dan transparan serta mengundang pakar WHO untuk melakukan penelitian dan kajian di AS," jelas Wang dalam sebuah  konferensi pers. 

Anggota misi WHO yang terdiri dari ilmuwan asing dan China, yaitu Peter Ben Embarek, menuturkan kepada wartawan di Wuhan pada akhir kegiatan penyelidikan bahwa Virus Corona kemungkinan besar muncul pada manusia setelah melompat dari hewan.

Peter Ben Embarek, yang memimpin kelompok itu, menambahkan bahwa "sangat tidak mungkin" virus itu bocor dari Institut Virologi Wuhan, seperti tuduhan tana bukti oleh pemerintahan Donald Trump. 

Sebelumnya, dalam laporan Channel News Asia pada 2 Februari 2021, WHO mengecam para kritikus atas penyelidikannya tentang asal-usul pandemi COVID-19 oleh para timnya di Wuhan, China. 

Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Dr. Michael Ryan, juga menantang orang-orang yang mengklaim memiliki informasi tentang bagaimana pandemi meluas untuk muncul dan memberikan penjelasan.

Disebutkan oleh Ryan bahwa ada banyak kritikus yang mengatakan mereka "tidak akan menerima laporan hasil penelitian WHO ketika keluar", atau ada "intelijen lain yang tersedia yang mungkin menunjukkan temuan berbeda" tentang bagaimana virus itu menyebar.

"Jika Anda memiliki jawabannya, tolong beri tahu kami," ujar Ryan dalam konferensi pers dari markas besar WHO di Jenewa.

Selain itu, Ryan juga mempertanyakan seberapa bertanggungjawabnya para pengkritik, yang menolak laporan yang bahkan belum ditulis hasilnya.

Ryan menyebutkan, penelitian tersebut seharusnya mendapatkan dukungan internasional.

Sementara itu, China juga mengeluarkan peringatan terhadap AS agar tidak melakukan "campur tangan politik" terkait kunjungan para peneliti WHO di Wuhan, setelah Gedung Putih menuntut penyelidikan yang transparan.

Permintaan dilakukannya transparansi itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken: "China harus meningkatkan dan memastikan bahwa itu transparan, menyediakan informasi dan berbagi informasi, memberikan akses kepada para ahli dan pengawas internasional".

Dikutip dari laman The Guardian, seorang pakar kesehatan yang berafiliasi dengan WHO menyebutkan bahwa dirinya tidak memiliki ekspektasi tinggi pada tim peneliti yang menyelidiki asal-usul pandemi COVID-19 di China.

"Saya cenderung menetapkan ekspektasi kesimpulan yang sangat rendah untuk kunjungan ini,"  kata Dr. Dale Fisher, ketua Global Outbreak Alert and Response Network, yang dikoordinasikan oleh WHO.

"Saya pikir ini adalah pertemuan yang penting tetapi tidak boleh berlebihan dalam hal hasil kali ini," tambah Fisher, yang ikut serta dalam misi WHO ke Wuhan pada 2020 lalu.

Sementara itu, seorang anggota tim dan pakar virus di Belanda, yaitu Marion Koopmans, membeberkan maksud dari misi WHO kepada media China, CGTN.

"(Misi) Ini dimulai dengan latihan pemetaan dari semua pekerjaan yang telah dilakukan. Hal ini penting karena mungkin sudah membantu kita mengarahkan ke arah tertentu untuk pertanyaan tindak lanjut. Kami telah diminta untuk berdiskusi dengan kolega kami di China sebagai ekspedisi pelacakan ilmiah yang sebenarnya," terang Koopmans.

“Dari mana asal mula pandemi? … Saya tidak percaya ini tentang menyalahkan (China)," sebutnya. 

Ditegaskannya juga bahwa "(misi) ini tentang memahami dan belajar untuk masa depan kesiapan global kita".

Pewawancara media China tersebut membahas dengan Koopmans tentang terjadinya wabah COVID-19 di Italia sebelum Tiongkok - sebuah narasi yang didorong oleh pemerintah China. 

Tetapi, Koopmans bersikeras bahwa "penting untuk memulai di Wuhan ... di mana kita pertama kali mengetahui tentang situasinya dan di mana wabah besar terjadi".

Tags
SHARE