SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA melakukan pengabdian masyarakat pada hari Selasa, 22 Desember 2020.

Kondisi pandemik Covid-19 yang tidak menentu tidak menyurutkan minat peserta untuk mengikuti kegiatan pelatihan pembutaan kreasi tulang daun (leaf skeleton) yang dilakukan melalui aplikasi zoom meeting. Pelatihan ini tergabung dalam rangkaian kegiatan “Pelatihan Manajemen Laboratorium Biologi di Masa Pandemik”, yang terselenggara atas kerjasama antara Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) UHAMKA dengan Dikdasmen PWM DKI Jakarta dan MGMP MA DKI Jakarta.

Peserta pelatihan merupakan guru-guru SMA Muhammadiyah dan MA Negeri DKI Jakarta. Turut hadir pula dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UHAMKA yang tertarik dengan pemanfaatan sampah daun segar sebagai bahan dasar kreasi tulang daun.

Selain itu, pelatihan tersebut juga dihadiri Sekretaris PWM DKI Jakarta Dr. Gufron Amirullah, M.Pd. dan Ketua MGMP MA DKI Jakarta Dra. Zubaidah, MM.

Kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP UHAMKA Jakarta Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd.  Dalam sambutannya dia berharap dosen Uhamka terus meningkatkan kolaborasi dengan pihak di luar kampus.

“Semoga kinerja dosen FKIP UHAMKA, khususnya dosen Prodi Pendidikan Biologi, di bidang Pengabdian kepada Masyarakat  akan terus ditingkatkan dengan adanya kolaborasi dengan berbagai stakeholder eksternal kampus,” ujar Dekan FKIP UHAMKA dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (26/2). 

Sementara Ketua Panitia Rizkia Suciati, M.Pd. menyampaikan bahwa pelatihan ini dilatarbelakangi pada persoalan minimnya pengalaman motorik siswa selama belajar di rumah sehingga guru perlu dibekali dengan teknik pembuatan tulang daun sebagai media pembelajaran Morfologi Daun.

Yuni Astuti, M.Pd. dosen Prodi Pendidikan Biologi UHAMKA selaku narasumber pembuatan tulang daun menjelaskan berdasarkan hasil penelitian terkait yang pernah dilakukannya menunjukkan bahwa air rendaman jerami, air cucian beras, dan lumpur memberikan efektivitas yang baik sebagai media fermentasi daun Kupu-kupu.

“Selama pelatihan, guru dimotivasi dan dibekali teknik perendaman daun-daun segar, seperti daun Kupu-Kupu, Bodhi, Sirsak, dan Srikaya, serta daun jenis lain yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Air rendaman yang digunakan adalah lumpur dari tanah kebun atau air cucian beras (air leri), yang mudah didapatkan di rumah,” jelasnya.

Menurutnya proses dekomposisi jaringan daun selama perendaman merupakan wujud aplikasi konsep fermentasi mikroorganime pengurai. Sedangkan hasil tulang daunnya sebagai media pembelajaran morfologi daun.

Pelatihan pembuatan tulang daun meliputi kegiatan perendaman dan pembersihan daun, serta pewarnaan tulang daun. Untuk memudahkan peserta dalam berdiskusi dengan narasumber, panitia membuat grup melalui WhatsApp.

Dia mengungkapkan bahwa peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan kreasi tulang daun ini, terbukti dari banyaknya guru-guru yang bertanya selama kegiatan demonstrasi perendaman dan pembersihan daun.

Pertanyaan yang banyak diajukan oleh peserta terkait dengan karakteristik daun yang bisa dijadikan kreasi tulang daun, media rendaman alternatif, waktu perendaman, teknis pembersihan dan pewarnaan tulang daun, hingga jenis mikroorganisme dalam media rendaman.

Bahkan ada beberapa peserta yang ingin bekerjasama dengan dosen Prodi Pendidikan Biologi UHAMKA untuk melakukan penelitian identifikasi jenis mikroorganisme yang berperan dalam dekomposisi jaringan daun. "Luaran dari kerjasama ini diharapkan dapat menginspirasi guru-guru untuk memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswanya selama masa pandemik," harapnya. 

Tags
SHARE