SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Perayaan warisan budaya oleh anak nagari Pitalah dan Bungo Tanjung akan mewarnai Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS). Perayaan ini merupakan rangkaian kegiatan Galanggang Arang: Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, yang diawali dengan peluncuran (kick off) program di Padang 19 Oktober 2023 lalu.

WTBOS adalah salah satu Warisan Dunia dari Indonesia, yang telah ditetapkan UNESCO pada 6 Juli 2019, karena dianggap memiliki sejarah dan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi peradaban pada masa itu. WTBOS itu sendiri meliputi tiga zona utama. Zona A merupakan kawasan industri tambang batubara yang terletak di Kota Sawahlunto. Zona B merupakan rangkaian jalur kereta api yang melewati Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. Sedangkan Zona C meliputi kawasan penampungan batubara di pelabuhan Teluk Bayur yang disebut Silo Gunung.

Pasar Pita Bunga

Pasar Pita Bunga adalah nama yang diberikan kepada sebuah pasar syarikat yang dimiliki bersama oleh dua nagari, yatu nagari Pitalah dan Bungo Tanjuang. Pasar yang dibelah oleh jalur kereta api tersebut memiliki sebuah stasiun kecil yang tidak lagi berfungsi. Meskipun tidak termasuk situs yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan dunia, namun Pasar Pita Bunga ini memiliki arti penting bagi kehidupan kebudayaan Minangkabau. Dari sejumlah peninggalan yang ditemukan, nagari ini pernah menjadi kantong produksi tenun songket dengan kualitas yang sangat baik. Songket Pitalah memiliki corak dan karakter yang spesifik.

Selain pernah memiliki tradisi tenun songket, dari Pasar Pita Bunga ini juga berkembang kuliner dengan gastronomi yang menarik yang disebut Katupek Pitalah. Katupek (ketupat) ini telah dapat dinikmati di berbagai pelosok tanah air karena memiliki rasa yang sesuai dengan selera banyak orang Minangkabau. Setiap hari Minggu yang merupakan hari pasar, di lokasi ini ditemukan sejumlah pedagang tradisional Katupek Pitalah. Penyajiannya cukup unik, sambal atau sayurnya yang terbuat rebung dan buah nangka muda, dimasak dan disajikan langsung dalam periuk belanga dari tanah liat, sedangkan ketupatnya sendiri tetap dimasak dalam anyaman daun pohon kelapa.
 

Halaman :
Tags
SHARE