SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan kalangan industri, yakni PT Semeru Indonesia Maju atau Goorita melakukan kerja sama untuk mengembangkan produk halal usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"BRIN perlu melakukan kerja sama dengan PT Semeru Indonesia Maju, sebagai salah satu platfom market place, untuk merangkul UMKM. Selain itu juga, dalam pengembangan produk halal, untuk merambah pasar global," kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah BRIN Dadan Nugraha dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan melakukan sinergi riset bersama. Kerja sama itu mencakup pendampingan untuk peningkatan mutu produk pangan halal UMKM sehingga dapat diterima di pasar global.

Kerja sama tersebut juga berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pengemasan, konsultasi tenaga ahli, proses pemenuhan dokumen sertifikasi produk, dan penyediaan infrastruktur produksi sesuai standar.

Menurut dia BRIN berupaya memberdayakan fasilitas riset pangan dalam memperkuat transformasi ekonomi yang berdaya saing serta berkontribusi membuka kerja sama bidang riset, dan pengembangan dengan berbagai pihak.

BRIN, kata Dadan Nugraha, menyediakan tiga laboratorium yang dilengkapi dengan instrumen penelitian canggih untuk mendukung riset pangan halal di Indonesia. Ketiga laboratorium tersebut berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Serpong di Provinsi Banten, dan Gunung Kidul di Yogyakarta.

Sementara pendiri PT Semeru Indonesia Maju Yuwono mengatakan pendampingan UMKM bidang pangan sangat menguntungkan perekonomian nasional.

Menurut dia, kebutuhan nyata UMKM adalah bagaimana mengemas produk makanan sesuai standar, dan mengurus dokumen ke Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Ia menambahkan pemberian pelatihan, pendampingan, dan pemanfaatan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan akan membantu UMKM meningkatkan produknya ke pasar global, yang pada gilirannya berkontribusi pada perekonomian Indonesia.

"Kegiatan riil setelah perjanjian ini, yaitu pelatihan proses packaging (pengemasan) produk makanan, sehingga dapat cepat didistribusikan ke pasar, super market, atau diekspor," demikian Yuwono.. 

Tags
SHARE