SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Workshop Online Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 untuk wilayah I yang terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

Dalam kegiatan itu, peserta diberikan pemahaman materi secara komprehensif mengenai tujuh kategori penilaian ADWI 2021, yakni homestay, toilet, suvenir, digital, CHSE (Cleanless, Health, Safety, Environment), konten kreatif, dan daya tarik wisata. Peserta juga dibekali pembuatan proposal, pitch desk desa wisata, dan pembuatan video promosi yang menarik dan kreatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat menjadi narasumber secara daring menuturkan bahwa ADWI adalah program unggulan dan kebanggaan Kemenparekraf/Baparekraf.

Sebab, dalam perspektif pengembangan pariwisata nasional, pengembangan destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan harus dimulai dari pengembangan wisata pedesaan karena ketangguhan pariwisata nasional terdapat di pedesaan, katanya dalam siaran pers, Kamis.

"Dan kami akan kembangkan desa wisata menjadi lokomotif untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta simbol kebangkitan Indonesia. Dengan pulihnya ekonomi, pariwisata bangkit, insya Allah lapangan kerja terbuka," kata Sandiaga.

Kegiatan itu merupakan salah satu bentuk upaya Kemenparekraf dalam mendorong penguatan desa wisata yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berkelas dunia.

Tercatat ada 421 peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan teknis dan workshop online untuk wilayah I. Hal ini menunjukkan antusiasme dan semangat yang begitu tinggi dari para pengelola desa wisata.

Menparekraf berpesan untuk menjaga semangat tersebut, dan terus memberikan motivasi kepada masyarakat agar lebih kreatif, aktif, dalam mempromosikan desa wisatanya.

"Semoga di tengah pandemi dan tantangan ekonomi, peranan dan penguatan stakeholders dari seluruh unsur pentahelix dapat mendorong pengembangan desa wisata yang berdaya saing, menjadikan desa wisata yang tangguh, membantu pemulihan ekonomi kreatif. Karena sudah saatnya desa wisata yang membangun Indonesia,” kata Sandiaga.

Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, berharap para pengelola desa wisata dapat menunjukkan potensi desanya masing-masing, yang berfokus pada empat pilar pengembangan desa yaitu pengelolaan atau manajemen, sosial budaya, ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.

Sehingga, nantinya dapat memberi nilai tambah pada perekonomian masyarakat, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperkuat kearifan lokal, dan kelestarian lingkungan.

“Semoga desa wisata ini mampu menjadi penopang perekonomian bangsa Indonesia yang kuat, tangguh, dan bangkit kembali dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19,” ujarnya.