SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan ada pihak yang berusaha mendelegitimasi pemerintahan yang sah pada saat awal terjadinya pandemi COVID-19.

"Peristiwa COVID-19 ini ada dengan dibangun sebuah narasi-narasi dalam rangka mendelegitimasi pemerintahan yang sah, termasuk di Indonesia," katanya pada diskusi daring bertajuk "Deteksi Dini Modus Perkembangan Gerakan Radikalisme" yang dipantau di Jakarta, Senin.

Boy mengatakan kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia namun dialami sejumlah negara di dunia. Kelompok ekstrem kanan dan ekstrem kiri bermain dan berupaya mendelegitimasi pemerintahan yang sah.

Khusus di Tanah Air, katanya, upaya itu dilakukan dengan cara mencoba memengaruhi masyarakat agar tidak ikut vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Kelompok tersebut memunculkan narasi bahwa vaksin COVID-19 terbuat dari minyak babi dan lain sebagainya.

"Jadi diprovokasi oleh kelompok intoleran dan radikal," katanya.

Berdasarkan data United Nation, pada saat terjadi "lockdown" karantina suatu negara atau wilayah, angka pengguna internet meningkat drastis. Di saat bersamaan, BNPT menerangkan proses radikalisasi salah satunya dilakukan melalui media sosial.
 

Halaman :