SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM - Presiden Joko Widodo menyayangkan anggapan sekolah tatap muka yang kini beredar di masyarakat. Istilah yang tepat menurutnya adalah Sekolah Tatap Muka Terbatas bukan Cuma sekolah tatap muka.

Sekolah Tatap Muka Terbatas, artinya adalah satu kelas hanya diisi 25 persen, maksimal pembelajaran 2 jam dan 1 minggu hanya 2 kali.  Menurut  Presiden Jokowi pelaksanaan Sekolah Tatap Muka Terbatas, harus mulai dicoba, syaratnya melihat kondisi wilayah tersebut yang sudah terkendali dan  harus ketat protokol kesehatan.

Atas pernyataan Presiden Jokowi tersebut, KPAI mendukung, karena presiden jelas menekankan pada kondisi wilayahnya sudah terkendala atau angka postivity ratenya sudah rendah.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti menyarankan tidak buka sekolah di wilayah yang positivity rate diatas 5 persen, kalau wilayah yang positivity ratenya dibawah 5 persen, KPAI mendorong sekolah tatap muka dibuka dengan  pemberlakuan prokes/SOP yang ketat.

“Di wilayah-wilayah  kepulauan kecil justru kami sarankan dibuka dengan ketentuan yang sama sebagaimana disebutkan Presiden Jokowi, PTM hanya 2 jam, siswa yang hadir hanya 25% dan hanya 1-2 kali seminggu,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (09/6).

Dia mengatakan, bagi KPAI keselamatan  peserta didik paling utama. Jika selamat mereka akan tetap bisa belajar. 

 “Karena bagi KPAI hak hidup nomor 1, hak sehat nomor 2 dan hak pendidikan nomor 3. Kalau anaknya masih sehat dan hidup maka ketertinggalan materi pelajaran masih bisa dikejar. Kalau anaknya sudah dipinterin terus sakit dan meninggal, kan sia-sia. Apalagi angka anak Indonesia yang meninggal karena Covid-19 sudah tertinggi se-Asia Pasifik,” jelasnya. 

Sekadar informasi, sebelumnya pada tahun 2020 KPAI sudah melakukan pengawasan penyiapan PTM di 49 Sekolah pada 21 kabupaten/kota di 9 provinsi, hasilnya pengawasan menujukkan hanya 16,7% sekolah yang siap. Namun, pada Januari-Juni 2021 KPAI kembali melakukan pengawasan PTM  di 42 sekolah yang sudah PTM terbatas pada 12 Kabuoaten/kota pada 7 provinsi, hasilnya sekolah yang sudah siap melonjan naik mencapai 79,54%. 

Tags
SHARE