SHARE

Ilustrasi

CARAPANDNANG.COM - Arus globalisasi saat ini menimbulkan banyak sekali perubahan dari segala aspek kehidupan. Perubahan ini tidak dapat dihindari akibat ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini menggugah kesadaran kita sebagai masyarakat umum akan pentingnya pendidikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kewajiban bagi mereka.

Di era globalisasi ini, dunia pendidikan mau tak mau harus menerima perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sebagian besar bersumber dari negara-negara Barat seperti: televisi, handphone, komputer dan lain-lain. Terutama yaitu pendidikan Islam yang merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan.

Pada saat ini pendidikan Islam masih sangat jauh tertinggal, pendidikan Islam hanya dipandang sebagai pelengkap dan hanya sekedar untuk menunaikan kewajiban apa yang sudah tertulis di di peraturan pemerintah . Dianggap penting tetapi bukan prioritas. Ini merupakan hal yang seharusnya lebih diperhatikan dan dinomor satukan, karna dengan pendidikan agama lah generasi muda lebih mampu untuk membentuk kepribadian dan akhlak.

Faktor yang menyebabkan ini semua yang menghambat dalam proses pengembangan pendidikan Islam antara lain, kurikulum yang tidak berkembang yang berdampak pada monoton nya proses belajar mengajar, kurangnya sumber daya pendukung terutama dari tenaga pendidik yang terlibat dalam proses pendidikan, dan minimnya waktu pembelajaran yang biasanya pada sekolah formal hanya diberi waktu 4 jam mata pelajaran dalam seminggu dan jika dibandingkan dengan pelajaran umum lainnya yang bisa mencapai 6 sampai 8 jam per minggu, tentunya itu akan sangat berpengaruh pada kelangsungan pembelajaran pendidikan Islam.

Di sinilah tugas tenaga pendidik untuk mengoptimalkan cara pendidikan di sekolah yaitu dengan mencari model pembelajaran yang mampu memasukkan nilai-nilai ajaran Islam dalam diri siswa.  Pada semestinya pelaksanaan pendidikan agama merupakan tugas dan tanggung jawab bersama semua guru, yang artinya bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru agama saja melainkan juga guru-guru bidang studi lainnya. Guru-guru bidang studi yang lain diharapkan bisa mengintegrasikan dan memasukkan pendidikan Agama ketika memberikan pelajaran bidang studi lainnya.

Dengan cara ini diharapkan pendidikan Agama Islam yang dilakukan secara bersama-sama ini dapat membentuk pengetahuan, sikap, prilaku, dan pengalaman keagamaan yang baik dan benar. Peserta didik akan mempunyai akhlak mulia, perilaku jujur, disiplin dan semangat keagamaan sehingga menjadi hal yang paling dasar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Apabila ini tidak dilaksanakan dampaknya adalah kurangnya pemahaman pendidikan Islam yang tentu saja akan berpengaruh kepada kehidupan sehari hari seperti contohnya kemerosotan akhlak banyak terjadi pada semua lapisan masyarakat, pada kalangan remaja contohnya, seperti banyak terjadinya tawuran, hamil diluar nikah, pencurian, perampokan, narkoba dan sebagainya.

Guru pendidik seharusnya menunaikan tugasnya bukan semata-mata didasarkan atas formalitas kewajibannya melainkan didorong oleh kesadaran nurani muslimnya untuk menyampaikan dan menghadirkan pelajaran Islam lebih banyak dan lebih baik. Semua itu diperlukan upaya dan usaha nyata melalui program terpadu untuk meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pendidik di semua jenis dan jenjang pendidikan.

Perlakuan diskriminatif pemerintah terhadap pendidikan Islam juga menjadi masalah saat ini karena selama ini pemerintah cenderung menganggap dan memperlakukan pendidikan Islam sebagai layaknya anak tiri khususnya soal biaya, alokasi biaya yang diberikan pemerintah sangat jauh perbedaannya dengan mata pelajaran yang umum lainnya.

Oleh karna itu hal yang perlu dilakukan adalah melengkapi sarana  dalam pendidikan agama Islam. Untuk mendukung kegiatan pendidikan Islam di sekolah memerlukan sarana penunjang yang akan memungkinkan kegiatannya dapat dilaksanakan seperti contohnya buku-buku yang lengkap dan memadai serta sarana laboratorium khusus agama dan menyiapkan perlengkapan praktek yang menunjang materi pembelajaran seperti contohnya perlengkapan salat jenazah, perlengkapan salat, dan lain-lain. Labor tersebut juga dilengkapi dengan multimedia, seperti komputer, infokus dan sound system sehingga CD pembelajaran PAI yang semua fasislitas itu akan dipergunakan bagi anak didik guna mendalami pengetahuan dan keterampilan keagamaan.

Menambah waktu pembelajaran pendidikan agama islam juga merupakan faktor penting, demi mengoptimalkan nilai nilai ajaran islam agar lebih diterima oleh siswa dan siswi. Ini semua diharapkan dapat tumbuh nya gagasan gagasan atau ide-ide rencana kegiatan baru yang baik untuk siswa. Sehingga juga bisa menambah minat siswa untuk terus mendalami pendidikan agama Islam.

Evaluasi juga merupakan hal yang sangat penting perlu diterapkan. Evaluasi ini berguna untuk menentukan status peserta didik tentang hasil belajarnya itu apakah sudah mencapai tujuan yang ingin dicapai atau tidak. Kalau tujuan agama itu adalah supaya peserta didik bisa menjalankan agama Islam dengan baik maka evaluasinya harus sesuai, dan evaluasinya itu bukan hanya berkutat pada kaidah-kaidah kognitif saja tetapi juga yang bersifat pratikal.

Di sini juga perlu adanya dukungan orang tua wali murid dan lingkungan masyarakat sekita yang diharapkan dapat mendongkrak kemauan siswa dan siswi untuk mengenal lebih dalam tentang ajaran Islam. [**]

**Oleh: Naufal Rauf Zade
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)


Tags
SHARE