SHARE

Komika Pandji Pragiwaksono

CARAPANDANG.COM - Pernyataan kontroversial komika Pandji Pragiwaksono yang menyebut Ormas Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) terlalu elitis dan masyarakat kalangan bawah lebih banyak simpati terhadap Front Pembela Islam (FPI) sangat tidak tepat.

Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Faozan Amar meminta kepada komika Pandji Pragiwaksono agar sebelum berbicara menggunakan data yang memadai, sehingga yang disampaikan berisi dan mencerahkan bagi masyarakat.  

"Hak berserikat berkumpul dan menyatakan pendapat dijamin undang-undang. Namun agar pendapat yang dikemukan itu berisi dan mencerahkan, sebaiknya sebelum berbicara menggunakan data yang memadai," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (22/1). 

Faozan mengatakan, sebagai publik figur, Panji harus menambah asupan bacaan.  Dia menjelaskan, Muhammadiyah (1912), NU (1926) dan PNI (1927) merupakan cikal bakal berdirinya NKRI. Ketiganya satu tarikan nafas, yang hingga hari ini masih setia menjadi pengawal Pancasila sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. 

"Jangan bandingkan apalagi menyamakan  organisasi pendiri bangsa dengan organisasi yang telah dibubarkan pemerintah karena tidak taat pada undang-undang. Itu namanya kemunduran berfikir," ujarnya. 

Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah ini kembali mengingatkan pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir.  "Silahkan  camkan pesan ketua umum PP Muhammadiyah ; Jika kita tidak bisa memberi solusi bagi persoalan-persoalan kehidupan, minimal jangan sampai kita membuat gaduh," demikian Faozan. 

Tags
SHARE