SHARE

Din Syamsuddin (Istimewa)

CARAPANDANG.COM – Sejumlah tokoh berada di belakang Din Syamsuddin yang saat ini disudutkan oleh laporan yang menyebutkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu sebagai sosok radikal. Gerakan Anti Radikal ITB (GAR ITB) melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, anggota DPR Fadli Zon, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dan cendikiawan Muslim Azyumardi Azra hingga Rizal Ramli membela Din Syamsuddin dari tuduhan tersebut.

Dukungan untuk Din juga datang dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak, sosiolog Musni Umar, Imam Besar di Islamic Center of New York Muhammad Shamsi Ali, dan Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) Aidul Fitriciada Azhari.

Para tokoh tersebut mengaku heran dengan tuduhan yang dialamatkan kepada salah satu tokoh Islam terkemuka sekaliber Din Syamsuddin. Bahkan, ada yang mengatakan itu sangat Absurd dan adalah logika terbalik.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengutip John L. Esposito, Guru Besar Studi Islam di Universitas Georgetown, Amerika Serikat soal isu radikalisme agama. Dia mempertanyakan masa depan agama bila tokoh islam moderat justru dilaporkan terkait radikalisme.

Tulisan HNW yang dituangkan dalam akun Twitternya @hnurwahid itu menyinggung adanya tindakan yang mendiskreditkan/menyudutkan Din Syamsuddin sebagai bagian dari kelompok radikal.

"Prof John L. Esposito:”Isu radikalisme agama, merupakan taman bermain bagi intelejen, dan ini membahayakan masa depan agama”. Bagaimana laporan tuduhan radikalisme thd Prof Din? Bgmn masa depan (moderasi) agama, kalau tokoh Islam moderat justru dilaporkan terkait radikalisme?," tulis HNW melalui akun @hnurwahid yang dikutip Sabtu (13/2/2021).

Adapun Abdul Mu'ti mengatakan bahwa tuduhan radikal ke Din adalah salah alamat. Ia mengenal Din sebagai tokoh yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antarumat beragama baik didalam maupun luar negeri.

"Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat," tegas Mu'ti melalui keterangan tertulisnya dikutip dari Okezone, Sabtu (13/2/2021).

Begitu juga dengan Rizal Ramli. Ia beranggapan yang menuduh Din radikal dan melaporkannya ke KASN terlalu 'cupet' pikirannya.

"ITB kampus yg menghasilan tokoh2, pemikir2 besar, engineer2 hebat. Soekarno, Habibie, Rooseno, Sutami dll. Eh ternyata sebagian kecil alumninya berfikiran cupet, terlalu banyak gaul dgn intel, jadi organ surveilance swasta, tokoh2 yg dicap 'ekstrimis'," cuit @RamliRizal seraya menautkan link berita media online tentang pelaporan Din ke KASN.

Musni Umar juga berpandangan bahwa Din merupakan tokoh moderat yang bertindak tegas terhadap ketidakadilan. Karenanya ia menolak keras jika Din dianggap radikal oleh kelompok tertentu.

"Saya menolak keras yg menganggap Prof Din Syamsuddin sebagai radikal. Beliau selalu berkata dan bersikap tawazun (berimbang), wasathiyah (pertengahan) dan tashamuh (toleran), tapi sangat keras dan tegas mengecam korupsi, ketidak-adilan & ketidak-benaran," kata Musni melalui akun Twitternya.

"Pak @m_dinsyamsuddin yg sy kenal baik adl salah satu tokoh Islam Indonesia yg disegani dunia krn peran2 aktif beliau pada forum2 lintas agama dunia, bahkan beliau sempat menjd Presiden Religion for Peace Asia dan Pasific. Beliau disegani banyak tokoh2 lintas agama dunia," cuit @Dahnilanzar.

"Sy kenal Bang Din Syamsuddin sejak 1990 ketika Ketum Pemuda Muhammadiyah. Pernah jd bos sy di CPDS, mengenalkan sy pd P @prabowo awal 1990an. Ia lama aktif pimpin Asian Conference on Religion n Peace (ACRP). Radikal? Kasihan yg menuduhnya krn terlalu terbatas pengetahuannya," cuit @Fadlizon.

"Hanya logika terbalik yang menganggap Prof. Din Syamsuddin radikal. Tokoh nasional yg selalu imbang, jujur dan konsisten dengan kebenaran. Di dunia internasional di hormati oleh tokoh2 agama dunia. Kalau beliau radikal, siapa yang anda anggap moderat?" Cuit Imam Shamsi Ali melalui akun Twitternya.

Untuk diketahui, Din Syamsuddin yang juga seorang Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilaporkan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) alumnu Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat ini, pelaporan tersebut telah ditangani oleh KASN.

GAR ITB juga pernah melaporkan Din Syamsuddin ke KASN berkenaan dengan pelanggaran kode etik dan kode perilaku pada Oktober 2020. Namun, beberapa waktu kemudian GAR ITB mendatangi langsung KASN berharap pelaporan tersebut langsung ditanggapi. Salah satu isi laporan yakni soal sikap Din yang dianggap mengeksploitasi sentiman agama.