SHARE

Harga minyak mentah global khususnya Brent naik untuk minggu kedua berturut-turut, mendapat dorongan dari pejabat Uni Emirat Arab yang menyangkal rencana keluar dari OPEC.

CARAPANDANG - Harga minyak mentah global khususnya Brent naik untuk minggu kedua berturut-turut, mendapat dorongan dari pejabat Uni Emirat Arab yang menyangkal rencana keluar dari OPEC.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (4/3/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menetap di US$79,68 per barel atau naik 1,94 persen pada akhir perdagangan Jumat (3/3/2023) waktu setempat.

Sementara itu, harga minyak Brent parkir di US$85,98 per barel yang mencerminkan kenaikan 1,45 persen. Setelah sempat goyah di awal perdagangan, reli minyak mentah bangkit kembali usai pejabat negara membantah laporan dari Wall Street Journal tentang keretakan yang tumbuh antara Uni Emirat Arab dan Arab Saudi

Sentimen risiko yang lebih luas juga mendukung kenaikan harga minyak pada Jumat, mendorong Brent dan West Texas Intermediate ke level intraday tertinggi mereka dalam lebih dari dua minggu.

“Tanggapan UEA terhadap berita Wall Street Journal menunjukkan keyakinannya untuk mencegah penurunan harga minyak,” kata Christyan Malek, kepala strategi energi global di JP Morgan.

Harga minyak telah berjuang untuk keluar dari kisaran US$10 tahun ini, dengan para pedagang menimbang kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve terhadap ekspektasi konsumsi minyak mentah yang lebih tinggi dari China.

Serangkaian data ekonomi yang dirilis minggu ini dari China sebagai importir minyak mentah terbesar dunia dipandang sebagai bukti rebound yang terjadi, mendorong kenaikan lebih dari US$2 pada minggu ini.

Mengutip Reuters, aktivitas sektor jasa China pada Februari 2023 berkembang dengan laju tercepat dalam enam bulan, dan aktivitas manufaktur di sana juga tumbuh.

Impor minyak Rusia melalui laut China akan mencapai rekor tertinggi bulan ini.

Sumber Reuters menyebutkan China dikabarkan semakin berambisi dengan target pertumbuhan ekonomi 2023, yakni setinggi 6 persen.

Menurut Analis UBS Giovanni Staunovo, pasar minyak secara luas mengabaikan peningkatan stok minyak mentah AS selama 10 minggu berturut-turut, dan rekor ekspor minyak mentah AS memberikan lebih banyak dukungan pada harga.



Tags
SHARE