SHARE

Webinar Darma Wanita Persatuan dengan tema “Menyiapkan Ekosistem untuk Membangun Literasi dalam Keluarga”. (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, E Aminudin Aziz mengatakan dasar literasi adalah baca tulis, kemudian dikembangkan menjadi konsep yang lebih luas.

“Demi mengukuhkan kecakapan hidup, literasi bukan hanya berurusan dengan kemampuan mengenal huruf, angka, atau gambar, atau suara, tetapi terkait dengan kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, menilai, dan mencipta. Kemampuan kreatif inilah yang kita harapkan bisa dimiliki oleh semua anak kita, sebab kreativitas selalu tanpa batas,” ujar Aminudin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Aminudin Azis menyebut budaya literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Untuk itu, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) memulai program literasi sejak 2016 dengan meluncurkan berbagai program, salah satunya adalah Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Sasaran dari GLN ini adalah sekolah, masyarakat, dan keluarga. Melalui GLN, tumbuh kesadaran dari kementerian/lembaga dan masyarakat bahwa literasi adalah kemampuan yang paling asasi dan hakiki yang wajib dimiliki oleh setiap orang agar mereka bisa menjalankan kehidupan dengan baik dan benar.

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim menyampaikan bahwa membaca sangat penting bagi anak-anak. Membaca tidak hanya akan memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membangun karakter.

“Membangun kebiasaan membaca dalam keluarga, apalagi di tengah perkembangan media sosial yang begitu cepat, anak-anak seringkali lebih tertarik menggunakan gawai daripada membaca buku. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membangun ekosistem yang kuat di keluarga, kuncinya ada di diri kita sebagai orang tua,” ucap Franka.

Halaman :