SHARE

istimewa

Habibullah mengatakan survei ini sekaligus menyamakan data lintas kementerian dan lembaga sehingga data stok beras nasional bisa digunakan sebagai pijakan dalam mengambil keputusan.

"Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabupaten/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator," katanya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan bahwa survei data ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan, terlebih di tengah ancaman krisis global.

"Saya dan jajaran dinas ditantang terus, di mana ada dua hal setelah 2019 sampai hari ini, tidak ada impor beras umum. Kemudian, produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus. Tapi saya ditambah tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang," katanya.

Suwandi berharap kolaborasi Kementan dan BPS dapat terus ditingkatkan agar data tersebut dimanfaatkan bagi semua pihak dalam rangka mengambil keputusan dan mempunyai gambaran yang utuh tentang kondisi perberasan nasional.

Produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan NTP maupun NTUP.
 

Halaman :
Tags
SHARE