SHARE

Ilustrasi

CARAPANDANG- Oleh: Faras Nabil, Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hadits hakikatnya bukan sebuah tulisan. Hadits juga bukanlah sebuah undang-undang yang isinya ber-pasal-pasal. Hadits adalah perkataan, ketetapan dan perbuatan yang mulia yang bersumber dari orang yang sangat mulia juga, yaitu Baginda Nabi Muhamad SAW. Hanya saja ketika Nabi Muhamad SAW wafat, berbondong-bondonglah para ummatnya untuk  berlomba-lomba mencari hadits dan dibukukan menjadi kitab. Kitab-kitab tersebut sudah sering kita temukan, banyak karya-karya monumental dari para muhaditsin yang harus kita pelajari. Seperti, shahih bukhari, shahih muslim dan masih banyak lagi.

Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-qur’an. Di dalam Al-qur’an tentunya tidak ada permasalahan yang signifikan, hal ini dikarenakan Al-qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan Allah SWT untuk Nabi Muhamad SAW. Berbeda dengan hadits, di dalam memahami hadits tentunya banyak persoalan yang perlu dikaji, baik dari segi periwayatannya (sanad) atau pun isi haditsnya. Dalam hal ini perlu adanya penelitian di dalam menentukan kualitas hadits yang shahih.

Takhrij hadits merupakan salah satu cara atau metode untuk mengetahui jalannya sanad hadits, sehingga kita dapat memahami dari mana hadits tersebut diriwayatkan. Hal ini agar bisa diketahui bahwa hadits tersebut datangnya dari Nabi Muhamad SAW. Urgensi dalam mempelajari takhrij hadits juga memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa suatu hadits adalah hadits maqbul atau dapat diterima.

Takhrij menurut bahasa mempunyai beberapa makna, yang paling mendekati disini adalah berasal dari kata “kharaja” yang artinya nampak dari tempatnya atau keadaannya, terpisah dan kelihatan. Demikian juga kata al-ikhraj yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya dan al-makhraj yang artinya tempat keluar dan akhraja al-hadits wa kharraju artinya menampakkan dan memperlihatkan hadits kepada orang dengan menjelaskan tempat keluarnya. Lalu hadits adalah apa yang disandarkan kepada Nabi Muhamad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat atau sirah beliau baik sebelum kenabian atau sesudahnya.

Halaman :
Tags
SHARE