SHARE

Wihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

Persatuan hingga harapan lawan COVID-19
Perayaan Imlek pada 2022, rasa persatuan tersebut pun masih tercermin, bukan hanya kegiatan di kelenteng dan vihara saja, tapi juga di setiap rumah warga keturunan Tionghoa yang memiliki keyakinan agama berbeda dalam anggota keluarganya.

"Ini adalah momen di mana keluarga yang mungkin jarang bertemu untuk berkumpul satu sama lain dan merayakan budaya warisan leluhur, istilahnya ini untuk mengingat akar sejarah kami dan memelihara persatuan setidaknya antar anggota keluarga," kata Yuda, salah seorang warga keturunan Tionghoa muslim.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) DKI Jakarta Liem Liliany yang menuturkan perayaan Imlek ini akan menjadi momen bagi kaum yang merayakan untuk memupuk persatuan dalam keragaman Indonesia saat situasi sulit akibat COVID-19.

Hal tersebut juga diamini Anies yang memaknai Tahun Macan Air pada Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili sebagai tahun dengan keberanian untuk menghadapi tantangan di hari-hari ke depan sesuai dengan shio pada tahun 2022 ini merupakan shio macan air.

Pasalnya dengan COVID-19 yang masih merebak dengan munculnya varian Omicron yang berdasarkan data pada 31 Januari 2022, telah menginfeksi sebanyak 2.892 orang dengan 1.581 orang pelaku perjalanan luar negeri dan sisanya transmisi lokal, dibutuhkan semangat ekstra untuk melawan pandemi ini bersama-sama.

"Shio tahun ini adalah shio macan air yang harapannya menandai keberanian untuk menghadapi tantangan yang cukup besar di hari-hari ke depan. Imlek jadi salah satu simbol perayaan semangat keragaman dan semangat persatuan harus dikorbankan untuk dapat merekatkan keberagaman untuk kita semua dalam melawan COVID-19," tutur Anies.

Halaman :
Tags
SHARE